Sekilas Tentang Gus Ma'ruf bin Zubair

Sekilas Tentang Gus Ma'ruf bin Zubair 

Kita tahu bahwa Sarang termasuk daerah yang merupakan gudang ulama. Di antara mereka ada satu ulama yang kali ini akan saya ceritakan. Beliau adalah KH. Ma'ruf bin Zubair. Menurut saya, dan saya yakin juga banyak orang yang sepakat, beliau termasuk ulama istimewa. Dia adalah seorang ulama berwajah tampan nan ramah yang kapasitas keilmuannya diakui di kalangan pesantren serta memiliki akhlak yang sangat layak dijadikan teladan.

Dia adalah putra Kyai Zubair Dahlan, Sarang Rembang dari seorang istri yang bernama Aisyah binti Kyai Abdul Hadi. Bu Nyai Aisyah ini sendiri baru dinikah oleh Mbah Zubair setelah beliau ditinggal wafat oleh istri sebelumnya yaitu Bu Nyai Mahmudah yang merupakan ibu kandung dari KH. Maimoen Zubair.

KH. Ma'ruf Zubair memang tidak semasyhur kakaknya yaitu KH. Maimoen Zubair. Search Engine sekelas Google pun masih minim stock data tentang beliau. Saat kita mengetik keyword "ma'ruf zubair" --misalnya-- maka mesin pencari akan menyodorkan dua nama yang lebih populer yaitu KH. Ma'ruf Amin dan KH. Maimoen Zubair. Foto beliau pun masih sangat sedikit ditemukan di google. Ini wajar karena memang masih sangat sedikit orang yang mengunggah tulisan di media online tentang beliau. (Terima kasih saya sampaikan kepada salah satu kawan sekelas saya yang telah mengirim gambar beliau)

Gus Ma'ruf, begitulah saat itu kami --santri Sarang-- biasa menyebut beliau adalah sosok kyai yang tampan, berambut hitam tebal, hidung mancung, kulit putih bersih dengan bola mata yang indah memancarkan keteduhan dan "welas asih". Tangan kanan membawa kitab Jalalain dengan posisi kitab diangkat setinggi dada dan tangan kiri memegang sarung hingga sarungnya sedikit terangkat di atas mata kaki dan dengan langkah optimisme serta keceriaan yang terpancar dari wajah tampan Gus Ma'ruf adalah pemandangan keseharian yang bisa disaksikan oleh para siswa MGS setiap beliau "rawuh" menuju kelas yang akan diampu.

Petualangan ilmiahnya yang hingga "menjangkau" Cilacap saat "nyantri" menjadikan beliau banyak memiliki catatan kenangan tentang daerah ini. Sanad Fathul Mu'in dan Al-Adzkar yang saya terima dari beliau pun berasal dari gurunya yaitu Syekh Mas'ud, seorang ulama Kawunganten Cilacap. Beliau memang banyak menerima transfer ilmu dari Syekh Mas'ud ini dan kabarnya Gus Ma'ruf memang merupakan "santri kinasih" ulama Kawunganten ini. Dan menurut santri Syekh Mas'ud yang kemudian juga "nyantri" di Sarang gaya penyampaian Gus Ma'ruf dalam mengampu pengajian memang sangat mirip dengan gaya gurunya itu.

Dan bermodal "dari Cilacap" ini pula saat ditanya "kamu berasal dari mana?" menjadikan sowan perdana saya kepada beliau bisa terasa dekat dan banyak mendapatkan dhawuh serta beberapa kisah beliau di Cilacap. Sikap hormatnya kepada guru sangat terlihat dari kisah-kisah yang beliau ceritakan.

Diceritakan bahwa beliau pernah menerima dhawuh untuk mewakili Syekh Mas'ud mengikuti penataran P4 bagi pengasuh pesantren di Cilacap yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten. Demi "sam'an wa thã'atan" kepada guru maupun atas dasar kesadaran beliau untuk belajar dari manapun "dhawuh" ini beliau tunaikan dengan sebaik-baiknya. Kegiatan ini pula yang turut menjadikan beliau lebih banyak mengenal kyai-kyai Cilacap saat itu. Salah satunya adalah Kyai Slamet Isma'il Karangjati Sampang Cilacap yang tidak lain merupakan salah satu kakek saya. Kata beliau: "Kyai sing apal GBHN ya Kyai Slamet". Diceritakan pula bahwa beliau pernah bermalam di rumah Kyai Slamet karena memang salah satu putra Kyai Slamet ada yang nyantri di Kawunganten bersama beliau.

Meski memiliki kepribadian yang humoris sebenarnya KH. Ma'ruf Zubair adalah sosok kyai yang tegas dan disiplin. Salah satu prinsip beliau adalah siapapun orang tua kita apabila kita "nyantri" maka status kita adalah sama dengan santri lainnya. Kepada santri yang kebetulan orang tuanya adalah kyai maka beliau menegaskan bahwa "gus" itu kalau di rumah, kalau di pondok ya sama saja dengan yang bukan gus, sama-sama harus tekun belajar dan sama-sama harus mematuhi aturan pondok.

'Alã kulli hãl, KH. Ma'ruf Zubair adalah satu dari sekian mutiara Sarang yang telah mewariskan banyak ilmu dan tuntunan hidup kepada ribuan santri Sarang saat itu. Beliau telah mendahului kakaknya sowan menghadap Gusti Allãh pada bulan Agustus 2010 tepatnya tanggal 7 Ramadhan 1431 H.

Sejenak kita kirim do'a dan bacaan Surat Al Fatihah untuk KH. Maimoen Zubair dan KH. Ma'ruf Zubair

About the author

Admin
IT

Post a Comment

Komentarmu adalah cerminan dirimu